Puisi

MEMORI

Hari-hari selalu
Bertemu dirimu dalam bahagia
Terakhir ku ingat
Kala kau tersenyum padaku
Diakhir acara
Silaturahmi mahsiswa

Lewat jalinan waktu
Entah dari mana asalnya
Timbul rasa cinta
Yang mendalam padamu
Yang tersisa hanya kerinduan
Tak terbendung lagi

Bayanganmu bagai
Meninabobokkan aku
Selalu hadir
Disetiap langkahku

Kini waktu telah berlalu
Tak ada lagi antri
Di bus mahasiswa
Tak ada senja di dunia
Tak terasa lima tahun berlalu
Namun memori itu
Tetap seperti dulu

HARAPAN

Ketika aku mempercayai sebuah harapan
Disitulah aku akan memegang teguh
Untukku pertahankan, kujaga dan kkuwujudkan

Tapi
Jika harapan itu telah ternodai
Saat itulah mulai goyah
Penuh keraguan untuk meneruskan
Penuh kebimbangan untuk mewujudkan

Karena bagiku
Apabila kepercayaan itu telah goyah
Rasa untuk mewujudkan telah sirna
Hanya bayangan yang tersisa
Dan impian yang terkenang

Mengapa
Semua ini harus terjadi
Kepercayaan terhadap harapan harus sirna
Karena keadaan dan suasana
Semoga semua ada hikmahnya

RINDU

Malam yang kelam
Kau simpan berjuta pernyataan
Siapa yang faham tentangmu
Kau butakan penglihatanku
Ku ingin setitik cahaya putih dari matamu
Kesendirianku di dalammu
Kan hadirkan kerinduan padamu
Selalu kasih sayangmu kan kucari
Kini esok dan nanti
Ku RINDU

DALAM BADAI DAN HUJAN

Angin badai
Kau sungguh nakal sekali
Kau robek payung suteraku
Dan kau, hujan!
Kepalaku sakit lantaran kau

Oh halilintar
Kau sungguh mengagetkanku
Aku berlari, jantungku berdebaran
Aku terjatuh, luka di lututku

Oh angin badai
Oh hujan yang tumpah
Oh halilintar
Kau dengarkan suaraku?

Redalah, aku sudah basah kuyup
Berhentilah, hari sudah senja
Teduhlah,
Aku takut dan harus pulang
Ibu dan Ayah sudah cemas
Menungguku

WAKTU

Kuterperanjat
Oh, jatuhnya daun
Mengapa engkau gugur
Mengapa engkau jatuh

Engkau terpisah dari tangkai
Dari pohoh
Engkau kering, engkau akan menderita
Berada di tempat yang kotor
Diinjak, dibuang, dibakar

Begitulah waktu
Kalau sudah saatnya
Pasti kita seperti itu

Sekarang, besok kita tak tau
Jangan lupa, bekali itu
Agar kamu tak rugi disaat itu

KASIH SAYANG

Kusebut namamu
Ku teringat masa lalu
Bersama-sama denganmu
Bercanda, tertawa, berkejar-kejaran
Aku rindukan semua itu

Sayangku
Bagaimanakah kabarmu
Aku rindukan belaian
Dan juga kasih sayangmu

Aku hanya dapat sampaikan rinduku
Pada angin yang berlalu
Pada malam yang dipermainkan musim
Juga pada hatiku yang beku
Dan ku titipkan salamku
Pada burung yang berkcau

Biat hari berganti minggu
Minggu berganti bulan
Bulan berganti bintang
Yang seolah dimakan waktu
Akan ku dendangkan lagu sendu untukmu

Aku yakin
Tuhan tahu
Aku rinu padamu

HUJAN

Katam hujan telah lama berhenti
Musimpun mulai bergairah menari lagi
Kakinya lincah dan tangannya cekatan
Tumbuhkan tetumbuhan
Kucium suka citamu
Yang menjuntai ketanah merah
Pelangi masih membekas di hati
Namun kau masih meragu

Dalam hempasan angin, kudekap sepi
Menemu dirimu pada embun membeku
Pelukku yang dulu luluh, kini dingin
Mulai merayapi, kabut bergegas pergi
Namun kau masih juga meragu
Haruskah ku datangkan hujan lagi
Katamu, hujan telah lama berhenti
Tapi tangis hati nurani masih membanjir

KEHILANGAN MESTIKA

Sepoi berhembus angin menyejuk diri
Kelana termenung
Merenung air
Lincah bermain ditimpa sinar

Hanya sebuah bintang
Kelap kemilau
Tercampak di langit
Ridak berteman

Hatiku, hatiku
Belum juga sejuk dibuai bayu
Girang beriak mencontoh air
Atau laksana bintang biarpun sunyi
Tetap bersinar berbinar-binar
Petunjuk nelayan di samudera lautan

0 Response to "Puisi"

Posting Komentar

Free Website Hosting